Di era digital, semua serba online. Tapi di balik kemudahan itu, ada satu hal yang sering luput dari perhatian BPR kecil: keamanan siber alias cybersecurity.
Banyak yang berpikir, “Ah, kita kan BPR kecil, gak bakal dilirik hacker.”
Padahal, justru karena dianggap kecil dan “lemah”, BPR bisa jadi target empuk.
Yuk, kita bahas kenapa cybersecurity itu penting banget buat BPR kecil dan gimana cara menerapkannya tanpa bikin kantong jebol.
Kenapa BPR Kecil Harus Peduli Cybersecurity?
-
Data Nasabah = Harta Karun
Setiap BPR pegang data penting: NIK, nomor rekening, hingga data keuangan nasabah. Kalau sampai bocor, bukan cuma masalah hukum—kepercayaan nasabah pun bisa hilang. -
Ancaman Gak Pilih-pilih
Serangan seperti phishing, ransomware, dan malware bisa menyerang siapa aja. Bahkan BPR yang hanya punya 1 kantor pun bisa jadi sasaran. -
OJK Sudah Ngatur
Lewat berbagai aturan seperti SEOJK dan POJK terkait manajemen risiko TI, BPR wajib punya sistem pengamanan data. Jadi ini bukan cuma “baik untuk dimiliki”, tapi wajib hukumnya.
Jenis Ancaman Siber yang Umum Menyerang BPR
-
Phishing
Email palsu yang menyamar jadi rekanan resmi, tujuannya ngambil akses login sistem core banking. -
Ransomware
Sistem disusupi virus yang mengunci data, lalu pelaku minta “tebusan” agar data bisa dibuka kembali. -
Keylogger
Aplikasi yang merekam ketikan user, bisa mencuri password tanpa disadari. -
USB Trap
Colok flashdisk sembarangan? Bisa-bisa virusnya ikut masuk ke jaringan kantor BPR.
Langkah-Langkah Praktis Cybersecurity untuk BPR Kecil
Tenang, gak semua solusi butuh server miliaran. Berikut langkah-langkah low budget tapi powerful:
✅ 1. Edukasi Karyawan
Latih semua staf tentang bahaya phishing, jangan klik link sembarangan, dan selalu logout dari sistem.
“Cybersecurity bukan hanya urusan IT, tapi budaya kerja seluruh karyawan.”
✅ 2. Gunakan Antivirus & Firewall Resmi
Pastikan semua komputer di kantor pakai antivirus legal dan update otomatis. Aktifkan juga firewall dasar agar koneksi ke jaringan luar terfilter.
✅ 3. Buat Password Policy yang Kuat
Setiap user wajib ganti password berkala, minimal kombinasi huruf besar-kecil, angka, dan simbol. Hindari password “123456” atau “admin123”.
✅ 4. Batasi Akses Sistem
Karyawan hanya boleh akses sesuai jobdesk-nya. Teller tidak perlu bisa akses approval kredit, dan sebaliknya.
✅ 5. Backup Data Secara Rutin
Lakukan backup mingguan, simpan di lokasi offline (hard disk eksternal) dan cloud. Jadi kalau sistem diserang, data masih aman.
✅ 6. Audit Keamanan Minimal 1 Tahun Sekali
Libatkan konsultan atau IT internal untuk cek celah keamanan, terutama pada core banking dan jaringan internet.
Tambahan Bonus: Tools Gratisan untuk BPR
-
Google Safe Browsing → Cek apakah website internal atau email domain masuk daftar hitam.
-
HaveIBeenPwned → Cek apakah email BPR pernah bocor datanya.
-
Bitwarden / KeePass → Manajemen password gratis dan aman.
Cybersecurity = Investasi Kepercayaan
Banyak BPR kecil ragu berinvestasi di keamanan IT karena dianggap “gak mendesak”. Tapi begitu ada serangan, biayanya bisa berkali lipat dari sekadar beli antivirus.
Ingat, reputasi BPR dibangun dari kepercayaan nasabah.
Kalau datanya sampai bocor, maka yang hilang bukan cuma data… tapi masa depan bisnis juga ikut terancam.
✍️ Penutup dari Penulis
Cybersecurity memang terdengar rumit, tapi kalau dibiasakan dari hal kecil, lama-lama jadi budaya.
Sebagai Direktur Utama BPR Gunung Kinibalu, saya melihat sendiri betapa pentingnya membangun kebiasaan aman digital di lingkungan kerja BPR, sekecil apapun skala usahanya.
Salam hangat,
Eka Andika Latif
Direktur Utama PT. BPR Gunung Kinibalu
17 Tahun Pengalaman Perbankan | Tech-Savvy & Compliance Driven
Tidak ada komentar:
Posting Komentar