Transformasi digital bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan. Di tengah arus perubahan yang cepat, peran pemimpin di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tidak bisa lagi hanya fokus pada operasional konvensional.
Sebagai Direktur Utama PT BPR Gunung Kinibalu, saya telah merasakan langsung tantangan dan peluang digitalisasi di sektor BPR. Di artikel ini, saya akan membagikan 5 strategi kunci yang terbukti efektif dalam memimpin BPR di era digital.
1️⃣ Mindset Digital Bukan Sekadar Teknologi, Tapi Budaya
Strategi pertama adalah membangun budaya digital di internal BPR. Ini bukan soal membeli aplikasi canggih, tapi soal cara berpikir:
"Bagaimana kita menyederhanakan proses? Bagaimana mempercepat layanan tanpa mengorbankan keamanan?"
Contoh kecil: mengurangi ketergantungan pada kertas dan mulai membiasakan tim menggunakan platform kolaboratif seperti Google Workspace atau Trello.
2️⃣ Inklusi Keuangan Lewat Kanal Digital
Sebagai BPR, target pasar kita umumnya UMKM dan masyarakat menengah ke bawah. Di sinilah inovasi digital harus menyentuh aspek inklusi:
-
Aplikasi mobile untuk kredit mikro
-
Edukasi keuangan digital di media sosial
-
Integrasi QRIS dan layanan e-wallet
Saya percaya, digitalisasi bukan berarti menjauh dari rakyat, justru mendekatkan lewat cara baru yang lebih efektif.
3️⃣ Kolaborasi dengan Fintech & Asuransi Digital
BPR tidak bisa berdiri sendiri. Dalam strategi ketiga, saya mendorong tim untuk berkolaborasi:
-
Kerja sama asuransi mikro berbasis digital
-
Channeling dengan fintech pendanaan
-
Integrasi API untuk mempercepat proses KYC dan scoring
Kolaborasi seperti ini memperluas layanan tanpa harus menguras modal sendiri.
4️⃣ Pemimpin Harus Jadi Contoh Digital Leadership
Ini krusial. Pemimpin BPR harus tampil digital duluan:
-
Aktif di platform digital (LinkedIn, blog, atau podcast)
-
Mendorong tim belajar teknologi baru
-
Membuat keputusan berbasis data
“Kalau pemimpinnya masih takut pakai Zoom, bagaimana mau ajak tim go digital?” — Eka Andika Latif
5️⃣ Adaptif terhadap Regulasi dan Teknologi Baru
Digitalisasi perbankan erat kaitannya dengan regulasi OJK dan keamanan data. Maka, pemimpin BPR wajib:
-
Memahami SEOJK terbaru, seperti SEOJK 21/2024 tentang akuntansi digital
-
Mempersiapkan tim audit IT dan tata kelola digital
-
Mengadopsi kebijakan cyber security meski masih skala BPR
Adaptif bukan berarti ikut-ikutan, tapi cerdas memilih teknologi yang relevan dan sesuai aturan.
🎯 Penutup: Era Digital Adalah Kesempatan, Bukan Ancaman
Banyak yang mengira BPR akan tergilas oleh bank digital atau fintech. Saya justru melihat era ini sebagai momentum kebangkitan BPR.
Dengan pendekatan yang tepat, BPR bisa tetap lokal, tapi berjiwa digital.
Dan semua itu, dimulai dari cara pemimpinnya berpikir dan bertindak.
📌 Tentang Penulis
Eka Andika Latif adalah Direktur Utama PT BPR Gunung Kinibalu, berpengalaman lebih dari 17 tahun di industri perbankan. Aktif mempromosikan literasi keuangan, transformasi digital BPR, dan pengembangan SDM berbasis teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar